Movie,  Music

Movie and Chill: BlackPink Light Up The Sky – Honest Review

Sebagian besar manteman pastinya sudah kenal BlackPink kan ya. Girlgroup yang terdiri dari 4 member ini, Lisa, Jennie, Jisoo dan Rosé, pada saat blog ini ditulis adalah girlgroup terpopuler di dunia. BlackPink Light Up The Sky sendiri adalah judul dari film dokumenter mengenai BlackPink yang bisa ditonton langsung di Netflix.

Dokumenter ini sempat hype banget, tapi sebagaimana kebiasaan aku yg agak malesan sama yang sedang hype, jadi baru nonton nih.

Record-shattering Korean girl band BLACKPINK tell their story – and detail the hard-fought journey of the dreams and trials behind their meteoric rise.

BLACKPINK Light Up The Sky – Netflix

Aku sendiri agak maniak sama film dokumenter. Film dokumenter selebriti yang sudah pernah aku tonton di netflix atau bioskop antara lain Katy Perry, SMtown, G-Dragon, Paris Hilton, dan BTS. Nggak terhitung dokumenter biografi selebriti lainnya yang aku tonton di TV kabel seperti Elvis Presley, The Beatles, Sex Pistols, Andy Warhol, dll.

Aku suka menonton film dokumenter pastinya karena ingin menemukan sudut pandang baru dari objek di dalam film tersebut. Nggak jarang pandangan biasa aja berubah jadi kekaguman karena film dokumenter yang saya tonton.

Sayangnya, BlackPink Light Up The Sky ini menurutku kurang menggugah.

BlackPink Light Up The Sky mempunyai alur penceritaan yang bagus, cinematography yang menarik dan pastinya keempat member BlackPink yang cantiknya udah kayak bidadari jatuh dari kahyangan. Bahkan manteman yang nggak ngefans sama BlackPink pun nggak bakal bosan menonton sampai akhir.

Film ini menceritakan sejak para member BlackPink masih kecil, tumbuh besar di negara yang berbeda-beda. Bagaimana mereka mengikuti audisi, lalu menjadi trainee di YG Entertainment, sampai akhirnya menjadi member BlackPink.

Sayangnya menurutku film ini terasa datar, penonton kurang dibawa naik-turun emosi kita. Member BlackPink hampir selalu tampil dengan senyum di wajah walau sedang menceritakan hal yang kurang menyenangkan.

Bahkan hal yang sebenarnya bisa membuat kita berurai air mata seperti Jisoo yang bercerita kalau dia di-bully keluarganya sendiri waktu kecil karena dinilai kurang cantik atau Jennie yang sakit-sakitan sehingga harus berusaha ekstra keras buat konser hanya sekedar diceritakan saja dengan gaya penceritaan yang ringan.

Tidak adanya footage yang secara visual menarik emosi penonton, seperti Katy Perry yang menangis meraung-raung karena diceraikan 1 jam sebelum konser, atau Paris Hilton yang dengan tatapan kosong mengakui dia kadang tidak bisa lagi memisahkan Paris yang sesungguhnya dengan persona Paris Hilton yang diciptakannya, atau G-Dragon yang dalam keadaan demam tinggi karena flu berat tapi masih memaksakan diri memantau persiapan panggung konsernya, membuat BlackPink Light Up The Sky terasa kurang personal dan kurang berhasil lebih mendekatkan penonton dengan para member BlackPink.

Yang aku salut dari film dokumenter ini adalah para member dibebaskan menggunakan bahasa ibu mereka. Lisa menggunakan bahasa Thailand, Rosé menggunakan bahasa Inggris, Jennie menggunakan campuran bahasa Inggris dan Korea, sedangkan Jisoo sepenuhnya menggunakan bahasa Korea. Hal ini membuat para member terasa sangat rileks dan lebih ekspresif.

Selain itu juga ditampilkan sisi lain para member, misalnya Lisa yang fierce di panggung sebetulnya bubbly dan positive mood maker nya BlackPink, Jennie yang super seksi di depan kamera sebetulnya manis dan pendiam, Rosé yang sangat suka menulis lagu dan Jisoo yang suportif.

Mungkin, seperti itulah agency mereka, YG Entertainment, menginginkan image mereka terbentuk di kepala penonton. BlackPink sebagai 4 gadis yang ceria dan optimis menjalankan karir mereka di industri KPop yang keras. Mereka tidak ingin menampilkan artis mereka dalam kondisi yang vulnerable, sedih, sakit atau mengalami konflik antar member.

Di film ini tidak sedikitpun diangkat mengenai topik yang sering disebut the dark side of Kpop, seperti keharusan berdiet, no dating rules, masalah fisik, jetlag, dll. Walaupun sebenarnya film dokumenter adalah media yang cocok bagi si artis untuk menjadi lebih personal dan terbuka untuk mengklarifikasi. Tapi mungkin, sekali lagi, agency mereka tidak menginginkan itu.

BlackPink Light Up The Sky cocok ditonton buat manteman yang ingin tau siapakah BlackPink. Tapi untuk Blink atau Kpoppers yang pastinya sudah banyak tau mengenai BlackPink dari media atau sosmed, rasanya film dokumenter ini tidak akan memberi hal yang baru atau mengejutkan.

Manteman, terima kasih ya sudah membaca blog kami. Buat manteman yang menyempatkan buat komen, kami juga akan blogwalking ke blog manteman. Follow juga instagram kami @inspirazzle2.

2 Comments

  • Fanny_dcatqueen

    kalo ditanya tau blackpink ato ga, ya pasti tau… tapi ga detil, bahkan aku ga bisa bedain nama2 si personil :D. untuk urusan korea, aku jujurnya lebih suka dengan drakornya dan lagu2 yang dinyanyikan untuk OST.. kalo kpop ato idol gini, masih blank mba :D.

    eh tapi, kalo dokumenternya menarik, walopun tokoh yg diceritain bukan favoritku, pasti aku tonton juga :). cuma di netflix ya ini… aku kayaknya memang harus install lagi si netflix hahahaha. dulu sempet pake, tapi ga bisa ditonton krn aku pake wifi dari indihome. cuma denger2 skr udah bisa sih…

    aku jd tau kalo lisa blackpink itu bahasa ibunya thailand mba :D. kirain dia orng korsel asli..

    • Sissy

      Hahaha, nggak bisa bedain itu masalah semua orang kok Kak. Karena idol memang sengaja dibuat mirip satu sama lain, terutama di awal karir mereka. Lisa itu orang Thailand, Kak. Tapi bahasa korea doi emang fasih banget. Sekarang udah bisa mbak Netflix-an pake Indihome. Selamat menonton.