Movie

Hit & Run: Film Indonesia Rasa Korea

Sejujurnya saya jarang banget nonton film Indonesia, Hit & Run ini film Indonesia pertama yang saya tonton setelah tahun lalu nonton Pengabdi Setan.

Juga kalau bukan karena sudah janjian sama teman mau nonton Life Of Pets 2 bareng, eh ternyata filmnya belum diputar, padahal mood sudah keburu pengen nonton bioskop, kayaknya ga bakal deh kami nonton Hit and Run.

Kenapa jarang nonton film Indonesia? Mungkin karena kebanyakan film Indonesia yang box office kalau bukan drama ya horor. Padahal kami bukan penggemar dua genre itu.

Nah, Hit & Run ini lumayan masuklah sama genre film favorit saya: Action. Walau saya nggak berharap banyak sama genre komedi-nya. Maklum saya emang bukan orang yang gampang dibikin ketawa.

Ternyata, Tegar cs mampu bikin saya ketawa-ketawa selama 1,5 jam.

Kenapa blog ini saya kasih judul Film Indonesia Rasa Korea. Karena, terutama buat yang suka nonton film layar lebar Korea, pasti akan ngerasa banget kalau Hit and Run ini nuansanya amat Korea.

Mulai dari pilihan kata di percakapan, komedi slapstik, sudut pengambilan gambar, sampai penokohan, gaya penceritaan dan jalan cerita, sangat terasa Koreanya. Mungkin karena salah satu produsernya adalah CJ Entertainment, perusahaan entertainment terbesar di Korea Selatan, bisa jadi mereka punya andil dalam pengarahan aspek-aspek ini.

Ceritanya sederhana, Tegar (Joe Taslim) seorang polisi yang tugas utamanya adalah jadi host acara reality show berjudul Hit & Run memiliki dendam pribadi pada pengedar narkotika bernama Coki (Yayan Ruhian). Perjuangannya menangkap Coki yang kabur dari penjara, membawanya dalam petualangan bersama penyanyi dangdut Meisa (Tatjana Saphira), pengedar narkotika oplosan Lio (Chandra Liow), ABG alay Jefri (Jefri Nichol), dan dua orang kameramennya yang walk out dari reality show Hit & Run setelah Tegar dipecat.

Buat saya sih Hit & Run ini recommended banget buat ditonton.

Tentunya nggak buat semua orang. Manteman yang suka film yang kompleks dan serius, ada life lesson nya, ada pengembangan karakter, jelas ini bukan film buat kalian. Perkembangan macam apa yang bisa diharapkan dari film yang settingnya cuma beberapa hari saja.

Beberapa karakter di Hit and Run ini juga agak ga jelas sebenarnya alasannya kenapa mereka mau aja ikutan Tegar mengejar Coki walaupun berbahaya. Tapi pada akhirnya, masing-masing punya peran yang walaupun kecil (banget) tapi misi nggak akan berjalan sukses kalau mereka nggak ada.

Hit & Run juga bukan film yang pas buat yang mengharapkan adegan action rating R. Mendingan sekalian nonton John Wick 3 aja kalau pengennya yang begini.

Bukan berarti adegan fightnya lembek selembek adegan fight di film Marvel setelah dibeli Disney. Sejujurnya, fightnya keras, nggak disarankan ditonton anak kecil yang belum bisa bedain film sama kenyataan. Tapi jelas nggak sampai level gore, bahkan darah yang ditampilkan juga sedikit.

Sedikit bocoran nih, anak buah andalan Coki di Hit and Run ternyata diperankan oleh atlet-atlet nasional lho, diantaranya mantan pejudo nasional Peter Taslim, atlet jujitsu Simone Julia, dan atlet wushu David Hendrawan. Mantep!

Jadi, Hit & Run ini film buat siapa? Kayaknya ini film yang cocok buat yang pengen santai-santai aja, ketawa-ketawa nonton joke receh dan slapstik ala warkop DKI jaman baheula, nikmatin adegan action yang seru dan rapi koreografinya serta penikmat lagu dangdut ala Siti Badriah.

Buat manteman yang pancasilais, Hit and Run juga menampilkan bhineka tunggal ika dan sedikit ‘nyinyir’ sama stereotype. Meisa yang bermuka indo justru berprofesi sebagai penyanyi dangdut, Lio yang keturunan Tionghoa nyatanya ga pintar dan tinggal di rumah kecil di gang. Sayangnya Yayan Ruhian nggak ngomong pakai logat sunda, padahal kayaknya bakal pol kalau ada joke nyunda juga.

Saya sih bersyukur banget akhirnya kami memutuskan nonton Hit & Run. Kayaknya emang sudah waktunya film action Indonesia goes international ya. Setuju kan kalau kita punya banyak aktor dan aktris yang jago bela diri dan (ehem…) cakep.

Nah, itu review Hit & Run, mudah-mudahan manteman tercerahkan untuk nonton (atau nggak). Hehehe. Manteman yang sudah meluangkan waktu mampir dan komen, insyaallah saya juga akan sempetin untuk mampir dan komen di blog manteman. Hayo…yang udah nonton ngaku deh, pasti lagi nyanyi Aku Bukan Taman Safari kan?