Movie

Battleship Island Adalah Kenapa Kita Harus Membenci Perang

 

Kata-kata Kakek saya tentang penjajahan Jepang selalu terngiang di telinga saya.

Jepang itu di Indonesia hanya 3 tahun. Tapi kehancurannya jauh lebih hancur daripada Belanda menjajah 350 tahun.

Kata-kata almarhum kakek saya itu diucapkan waktu saya masih SD, waktu masih belajar sejarah perjuangan perebutan kemerdekaan RI di sekolah. Tapi saya terus teringat, mungkin karena sebagai anak kecil, nggak terbayang sama sekali kehancuran macam apa yang beliau maksud.

Mungkin karena itu juga saya semangat sekali ingin nonton Battleship Island yang menceritakan tentang penjajahan Jepang atas Korea di masa perang dunia II.

Synopsis Battleship Island di Wikipedia pendek saja “About a group of about 400 Korean workers who risk their lives to attempt an escape from Hashima, and the story of forced labor and prostitution on the island.”

image

Tokoh utama di Battleship Island adalah 4 karakter utama: Lee Kang Ok (Hwang Jung Min) seorang pemimpin band yang sering menghibur kalangan atas di Korea. Choi Chil Sung (So Ji Sub) si gangster dari jalanan Seoul. Oh Mal Nyeon (Lee Jung Hyun) seorang wanita korban sex trafficking. dan Park Moo Young (Song Joong Ki) mata-mata yang ditugaskan untuk membebaskan seorang pemimpin pergerakan rakyat Korea yang ditahan di Hashima.

Sejak awal film Battleship island dimulai langsung digambarkan bagaimana cara Jepang mengumpulkan para pekerja romusha (budak kerja paksa) mereka. Selain ada yang diculik paksa, ternyata banyak juga yang ditipu dengan dijanjikan bisa memulai hidup baru di Jepang, dijanjikan pekerjaan bahkan dijanjikan beasiswa di universitas di Jepang. Padahal ujung-ujungnya para laki-laki dipekerjakan paksa menambang batu bara di pulau Hashima, sedang para perempuan dijadikan pelacur.

Sinematografi Battleship Island ini sangat sangat bagus. Wajar rasanya karena film ini juga pernah di screening di Cannes Film Festival. Sudut-sudut pengambilan gambar membuat kita bisa merasakan kesempitan atau kekotoran setting di dalam film. Selain itu juga ada permainan warna yang menambahkan perasaan senang, sedih atau marah yang sedang dirasakan sang tokoh.

Sejujurnya, setelah nonton Battleship Island ini, membuat saya bertanya-tanya kenapa masih ada yang menginginkan konflik apalagi perang. Di film ini, diperlihatkan bagaimana orang Jepang memperlakukan orang Korea bagaikan binatang. Bagaimana orang menjual kepercayaan orang lain, harga diri bahkan kematian orang lain untuk mendapatkan kekayaan pribadi. Bagaimana nyawa tidaklah ada artinya, karena semua orang sedang berjuang untuk hidup, dimana kematian tidak lebih dari menyalakan lilin penghormatan, lalu keesokannya terlupakan.

Sebagaimana kita semua tahu, perang dunia II berakhir dengan Amerika Serikat mem-bom atom Jepang, memberikan kesempatan untuk merdeka bagi Indonesia. Tapi hingga saat ini, belum ada sepatah kata maaf pun dari kekaisaran dan pemerintahan Jepang atas kejahatan perang mereka, yang digambarkan dengan sangat mencekam di film ini.

Battleship Island jelas bukan film untuk anak kecil, bahkan juga bukan film untuk manteman yang berperut lemah. Anehnya, buat saya sendiri film ini tidak terlalu menyedihkan. Ada beberapa moment yang cukup membuat berkaca-kaca, tapi justru rasa jijik, getir dan marah yang lebih saya rasakan selama menonton. Kalau manteman ingin menanamkan rasa benci perang pada orang lain, boleh dicoba diseret saja orangnya untuk nonton bareng film ini.

image

Tapi tenang saja, seperti istilah even love bloom in the battlefield, masih ada kok selipan kisah cinta di film Battleship Island. Dan selipannya indah banget lho. Tapi…jangan kecewa ya manteman, kali ini Song Joong Ki nggak kebagian peran cinta-cintaan. Hehehe.

Sedikit trivia, pulau Hashima ini juga adalah tempat syuting film James Bond “Skyfall”

Menurut saya, walau sekarang bioskop sedang digempur dengan seri kedua dari remake warkop DKI, tapi bisa jadi pilihan yang bijaksana untuk juga menyempatkan menonton Battleship Island. Manteman sudah nonton juga belum? Yuk yuk cerita seru nggak filmnya menurut manteman.

image