Food,  Traveling

Tempat Ngopi di Bandung: Loy Cafe (Review)

Nyari tempat ngopi di Bandung yang tempatnya enak itu gampang. Mungkin karena kota start-up dan pelajar, dimana belakangan lagi ngetren budaya remote working alias kerja nggak di kantor.

Seperti penemuan Sy hari ini, sepulangnya dari ngantri di dokter hewan perut meraung minta diisi. Hahaha, biasalah ritual senin pagi itu adalah berantem sama anak kecil yang nggak mau bangun, klien yang mendadak nge-email bertubi-tubi dan bangun kesiangan karena marathon drakor. Mana ingetlah buat sarapan. Hehehe.

Jalur pulangnya kita ambil melalui Jl. Banda. Walaupun di Jl. Progo, yang sebetulnya tinggal belok dari Jl. Banda, banyak resto & cafe. Salah satunya resto fav kami Hummingbird (Reviewnya Hummingbird bisa dikepoin disini dan disini). Eh, liat ada cafe baru namanya Loy, langsung lah kita berenti buat ngopi dan nge-brunch.

Loy Cafe; The Place

Kalau dari interior sih, Loy ini tipikal coffee shop hipster gitu sih. Warna interiornya dominan hitam-putih-motif kayu. Dengan dinding yang dimotif bata. Pencahayaan natural pas saya datang sih sedang banyak, dan bagian depan Loy ini kaca semua.

Kalau dari luar sih, tempatnya kayak kecil, tapi pas udah masuk ternyata lumayan lega. Entah karena pemilihan desain funiturenya yang ramping, atau memang karena kursinya nggak begitu banyak.

Tapi, kalau buat kerja, saya perhatiin nggak semua meja ada colokan listriknya. So, kalau sedang penuh ya bisa jadi batal kerja disini karena nggak kebagian meja yang ada colokannya. Untuk wifi nya sendiri saya ga sempet coba, so, no comment mengenai bagus atau nggaknya.

Yang agak bikin saya agak mengernyitkan dahi karena ada panggung kecil lengkap dengan sound system di salah satu pojokan cafenya. Maklum, saya bukan pecinta live music di tempat makan.

I should say, somehow Loy ini nyaman tempatnya. Padahal Jl. Banda itu ramenya nggak ketulungan karena emang cuma 10 menit jalan kaki santai dari Gedung Sate, tapi suara kendaraan lalu-lalang nggak terlalu berisik masuk ke dalam.

Loy; The Foods

Disini ceritanya saya tetep dengan rencana semula, yaitu ngemil. Sementara hubby setelah liat menunya berubah pikiran dan pengen sekalian ngelunch aja.

Jadilah Sy order Crispy Mushroom sementara hubby order Cordon Bleu.

Crispy mushroomnya bukan versi yang ada isian daging cincang atau bayam ya, jadi bener-bener cuma jamur yang dibalut tepung lali digoreng. Gigitan pertama, hmmm, enak banget. Langsung deh menggila lep…lep…lep

Lama-lama kok asin ya, apa kebanyakan mecin atau gimana. Porsinya lumayan gede sih crispy mushroomnya, tapi jujur kalau bukan karena perut meronta kayaknya Sy ga akan habis karena asinnya itu. Mungkin dijadiin lauk nasi pas sih.

Sementara Cordon Bleu punya hubby pas dateng agak surprise ngeliatnya, karena terdiri dari 4 potong ayam yang nggak beraturan ukurannya. Padahal Cordon Bleu kan biasanya 1 potong dada ayam besar yang lalu dibelah 2 buat ngeliatin isinya. Mungkin karena cafe hipster jadi chef nya kreatif.

Dasar hubby emang rada picky, akhirnya Cordon Bleu nya bersisa. Alasannya tepungnya terlalu tebal dan gorengnya terlalu lama sampai kecoklatan dan terlalu keras buat seleranya dia.

Loy; The Drinks

Berhubung temanya tempat ngopi di Bandung, dan Loy ini emang lebih kearah cofee shop daripada restoran, jadi ya jelas harus order kopi donk.

Untuk minumnya saya pesan Kopi Loy, karena saya emang suka nyoba menu yang signature atau agak aneh-aneh. Kopi Loy ini campuran kopi, susu dan sirup iris (btw, ada yang tau nggak sirup iris itu apa sih sebenarnya?). Sementara hubby pesan Capuccino.

Pesenan hubby datang duluan dan warnanya kok coklat banget rada kayak milo. Sempet jadi bercandaan ini capuccino atau chococcino. Sementara Kopi Loy Sy datang di gelas plastik yang diseal pulak. Lah, padahal kan Sy mau minum di tempat ya, kenapa ga pake gelas kaca aja biar nggak nambah sampah plastik.

Untuk rasa, keduanya hampir sama. Capuccino punya hubby rasanya standar capuccino lah. Sementara Kopi Loy punya Sy rasanya 11-12 sama kopi susu manis. Sumpah saya ga bisa ngerasain bedanya sirup iris itu dengan rasa gula cair biasa.

Loy ternyata belum punya manual brew, beda sama kebanyakan tempat ngopi di Bandung lainnya yang biasanya menu andalan mereka adalah manual brew.

Loy; Pros

  • Tempatnya di tengah kota dan mudah dijangkau.
  • Harganya affordable dan tempatnya nyaman.
  • Ada beberapa meja dengan colokan listrik buat yang harus ngecharge handphone atau buka laptop.
  • Penyajian makanan dan minumannya rapi dan bersih.

Loy; Cons

  • Live music, saya kurang suka karena bikin susah kalo mau ngobrol. Harus cek sosmed mereka dulu untuk tau jadwal live musicnya sebelum datang.
  • Sebatas pada menu yang saya coba, rasa makanan dan minumannya biasa saja.

So, itu review Sy tentang Loy. Menurut saya sih tempat ngopi di Bandung yang satu ini enak buat nunggu, ngobrol-ngobrol cantik atau kerja singkat. Kayaknya buat foto-foto juga lumayan sih, soalnya ada beberapa bagian yang sepertinya bisa kelihatan cakep di foto.

Manteman pernah ke Loy? Share yuk pengalaman Manteman di Loy. Follow juga akun instagram Sy ya @inspirazzle2 dan @sissassy. Thank you for reading.

4 Comments